Begitu berhati-hatinya aku mencintaimu.
Seperti anak kecil berjinjit di atas tanah, tak mau gaunnya kotor.
Padahal di atas sana, langit masih menjatuhkan hujan dan juga kenangan.
Disini aku berlari, mencari tempat berteduh. Kadang di senyummu, namun banyaknya di sepasang matamu.
Apa kau tahu? kau telah menyediakanku atap untuk luka-luka yang mungkin berjatuhan dari pikiran-pikiranku sendiri. Sebuah jendela untukku sesekali melihat ke dalam hatimu.
Apa kau tahu? kau telah menyediakanku atap untuk luka-luka yang mungkin berjatuhan dari pikiran-pikiranku sendiri. Sebuah jendela untukku sesekali melihat ke dalam hatimu.
Dan tentu saja pintu untuk membuka impian-impian baru bersamaku.
Begitu berhati-hatinya aku mencintaimu. Seperti anak kecil yang takut dimarahi mama, kalau gaunnya kotor. Padahal hatiku hampir dipenuhi rindu.
Begitu berhati-hatinya aku mencintaimu. Seperti anak kecil yang takut dimarahi mama, kalau gaunnya kotor. Padahal hatiku hampir dipenuhi rindu.
Aku takut cinta yang terlalu akan menyakiti kita.
Apa kau tahu? kau telah menarik cakrawala jatuh ke bumi. Mengelilingiku dengan ribuan bintang. Dan jika bukan aku, maka kaulah yang mengundang kebahagiaan masuk ke kamarku setiap malam.
Begitu berhati-hatinya aku mencintaimu.
Berjinjit kesana-kemari, agar rindu ini tidak tumpah ruah.
Apa kau tahu? kau telah menarik cakrawala jatuh ke bumi. Mengelilingiku dengan ribuan bintang. Dan jika bukan aku, maka kaulah yang mengundang kebahagiaan masuk ke kamarku setiap malam.
Begitu berhati-hatinya aku mencintaimu.
Berjinjit kesana-kemari, agar rindu ini tidak tumpah ruah.